"Sedia gayung sebelum hujan..."
Jika mau dikaji lebih dalam, Indonesia mungkin bisa membuat film sehoror sineas Jepang atau Thailand. Sayangnya, para filmaker kekinian lebih senang mengangkat legenda urban yang bertebaran dengan ekskusi seadanya. Nyaris kosong tanpa isi selain menjual premis utama yang telah jadi fenomena tersendiri.
Nenek Gayung, diharap menjadi sajian menyegarkan di tengah gempuran pocong dan kuntilanak yang tak henti di eksploitasi secara berlebihan. Sayangnya, Movie Eight selaku production house baru, memilih jalur instan. Mengangkat desas-desus pinggiran Jakarta dengan gaya pop seadanya. Damn..
Yakinlah, premis film ini seperti yang sudah banyak beredar dan jadi bahan perbincangan tiada henti pada forum-forum di dunia maya. Jadi tak perlu menjelaskan lebih detail lagi. Tinggal kalian tambahkan kisah cinta dua dunia dan sempalan lain yang tak jelas juntrungannya.
8 Hal Ganggu Yang Gue Tangkap Sepanjang Film Berjalan:
1. Kayaknya gue perlu beliin Yurike Prastika solasi biar dia gak terlalu banyak mangap di film ini. Karena, serius, dia itu lagi akting atau ikut lomba jerit-jerit sih? Nggak sekali gue pengen tutup kuping pake busa di dalam kursi bioskop.
2. Bagian make up kerja nggak ya? Atau seperti kecurigaan gue, film ini nggak make jasa make up! Karena gue kasihan lihat Zacky Zimah pamer keringat secara berlebihan. Dan itu so nasty untuk ukuran film layar lebar which is kita disuruh mantengin layar segede itu dan mau nggak mau perhatiin keringatnya selama hampir satu setengah jam.
3. Plot hole bertebaran di mana-mana seperti kenapa sosok nenek gayung hobi mangkal di jembatan, kenapa dia bunuh para cowok-cowok kalo cuma pengen dimandiin aja dan kenapa-kenapa lain yang membuat gue berpikir kalo setan nenek-nenek ini sangat tidak efisiensi waktu. Mau dimandiin aja repot..
4. Dialog yang entah kenapa dibuat terlalu menghabiskan durasi tanpa adanya benang merah. Please Bono Sutisno, daripada lo bikin bacotan ngalor ngidul nggak jelas, kenapa nggak gunakan durasi untuk mematangkan cerita dan menambal plot hole!
5. Tampilan Nikita Mirzani sengaja di set lebih untuk pamer belahan dada nggak berguna plus sensasi yang dia tebarkan sebelum film rilis. Soal akting, jangan tanya deh. Gue nggak tahu dia ngapain selain pasang ekspresi bitchy maksa dari awal sampe akhir.
6. Tampilan cewek dengan payudara wow tapi sayang mukanya kamseupay di menit-menit awal. In fact, ini lebih horor daripada sosok si nenek.
7. Gaya bercerita film layaknya gabungan sketsa-sketsa.
8. Kenapa nama gue dipake jadi nama pemeran di film nggak penting kayak gini? Dapat peran pembantu lagi (._. ')
And well, cuma segini yang bisa gue tangkap dari film ini . Selebihnya nanti bisa lo buktikan sendiri dan kasih tahu gue. Hell I know kalian bakal tetep nonton film ini karena penasaran. Iya kan, iya dong…
NB: Please noted pas credit title, tolong lihatin siapa nama pemeran nenek gayung. Sumpah gue kasihan lihat dia disuruh mondar-mandir bahkan goyang Iwak Peyek dengan semangatnya. Udah tua kali dia...
NBB: Kenapa PH yang bikin dari Maxima Pictures berganti jadi Movie Eight? Apa Maxima takut nelen ludah sendiri setelah bikin statement gak bakal bikin horor gajes lagi?
bolak balik buka fmf akhir'a muncul juga..
BalasHapusagak lebih dewasa tulisan'a...
apdet lgi bro yg banyak..kangen nih
Loe kemane aje, Bee?
BalasHapusPadahal gue udah nungguin loe review The Raid...
Gue setuju sama loe, though.
Padahal urban legend ini lagi hype banget... sayang harus dieksekusi dengan cara seperti ini...
ratingnya keren!
BalasHapus