"Edward... Jacob... Bella.." - Mama Rendy
Kisah berpusat setelah kelahiran 3 bayi kembar tidak identik dari pasangan Mae (Nirina Zubir) dan Rendy (Fedi Nuril). Dimana mereka memutuskan untuk mengurus bayi-bayi itu sendiri tanpa campur tangan siapapun, termasuk orang tua masing-masing dan tentunya tiga sahabat karib Mae: Guntoro (Desta), Eman (Amink) dan Beni (Ringgo). Tapi baru saja beberapa bulan berlangsung, Mae mendadak terserang sindrom baby blues atau penyakit stres bawaan ibu setelah melahirkan.
Spontan, keadaan rumah jadi kacau. Hingga pertengkaran antara Mae dan Rendy pun tak bisa dihindari. Merasa gengsi untuk meminta kembali kehadiran mertua dan ibunya, Rendy malah meminta bantuan pada ketiga sahabat karib Mae. Yang akhirnya malah membuat Babe dan Emak Mae (Jaja Mihardja – Meriam Bellina) serta Ibu dan Sophie, Adik Rendy (Ira Wibowo – Kimberly Ryder), hadir di rumahnya.
Merasa makin lama makin dijajah oleh kehadiran orang-orang itu yang tak memperbolehkan Rendy mengurus anak-anaknya sendiri , dia menyuruh Bobby (Billy W. Polli) untuk mendatangkan Nyai (Rata Riantiarno), mertua dari Babe alias nenek si Mae, dengan harapan bisa mengusir kehadiran pasukan ‘baby sitter dadakan' itu dari rumahnya. Namun bukannya membaik, keadaan malah menjadi kacau balau. Dan kini, sekali lagi hubungan Rendy dengan Mae terpaksa tidak baik-baik saja. Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka?
Seri Get Married pernah dibuka dengan begitu menyenangkan oleh Hanung Bramantyo empat tahun silam. Dan menurun pada sekuel pertama walau raihan penonton tetap memuaskan meski tidak sebanyak predesornya. Lalu bagaimana dengan nasib sekuel kedua ini?
Tak perlu berpanjang-panjang, jika pada Get Married 2 gue menyebutkan film produksi Starvision tersebut telah kehilangan beberapa esensi yang terdapat dalam prekuelnya. Di seri ketiga, dengan sangat kecewa gue mesti bilang bahwa film yang naskahnya di tulis oleh Cassadra Massardi ini telah kehilangan segalanya. Entah itu pondasi cerita, komedi, selipan satir, chemistry antar pemain maupun soundtrack. Nggak ada yang bisa dibanggakan dari kisah Mae-Rendy selain keterpaksaan dari berbagai segi. Okelah, 20 menit awal gue masih bisa nyaman duduk di kursi, tapi semakin lama, film jadi semakin membosankan dengan banyolan yang sama sekali tidak lucu dan keklisean standar film indonesia dalam menggampangkan penyelesaian konflik. Nggak salah kan, kalo kursi bioskop sampe habis gue makan. Bahkan, sebelum film diakhiri.
Salah, langkah Chand Parwes Servia untuk memperpanjang kisah Get Married sampai titik ini jelas sebuah kesalahan. Dan gue harap cukup sampai disini saja. Jangan sampai ada Get Married 4 dua tahun lagi. Karena dalam seri ketiga yang dibidani oleh Monty Tiwa sudah sangat jauh dari kesan menghibur selain potongan kegaringan plus kejayusan yang melanda dan tak pernah berhenti ditampilkan untuk menjadi sajian komedi yang diharapkan mampu menghibur namun juntrungannya malah berakhir gagal. Cukup disayangkan. Entah salah siapa, penulisnya yang gak kreatif atau sutrdaranya yang gagal mengeksekusi. Tanyakan pada rumput yang bergoyang. Sekian
Rating 2.9/10
dari adanya get married ke 2 aja gw dah males dan biar di kasi gratis dan di bayar juga ogah nonton tu film, sama kaya tarik jabriks.
BalasHapusYang jelas dari awal gw nonton kedua film itu versi pertamanya dah empet gw, serasa nonton komedi yang maksa dan bener2 ga jelas.
gw paling males liat film yg terlalu mudah ketebak, klo mau tunjukin unsur komedi, tunjukin unsur komedi yg smart.
sometimes gw wondering, ada ga sih sutradara indo yg bisa bikin film komedi mutu?
Beneran tuh, skrg mncl GM 4
BalasHapus