rating 3/10
Gue dapet info dari berbagai media, film arahan nayato satu ini termasuk dalam jajaran top five box office Indonesia tahun 2010. nggak heran deh, promosinya gencar banget. Di kota gue aja sebelum filmnya beredar secara resmi di jaringan 21, poster dan spanduk filmnya udah kesebar hampir disetiap ruas jalan—maklum, kerjasama dengan salah satu prodak rokok. Belum lagi trailernya di tivi, judul yang sangat menarik dan tentu aja poster yang cukup eye catching; lima karakter dalam film foto bersama seolah telanjang dalam beberapa angle (yang ngingetin gue sama salah satu poster film semi korea berjudul five sense of eros).
Dan karena alasan itulah gue heboh ngajak temen-temen gue buat nonton 18+ pas filmnya tayang di kota gue. Tapi selalu aja nggak jadi. Sampe akhirnya 3 minggu kemudian filmnya uda nggak tayang lagi, dan gue nyesel. Gatau, kenapa… mungkin saking kuat daya tarik posternya kali ya… secara gue udah pernah bilang dipostingan sebelumnya kalo gue kadang suka nilai film dari poster gitu, hehehe... hingga bikin gue melupakan siapa nama dalang dibalik layer film ini. Yup, nayato!
Dilihat dari trailer lengkapnya di youtube, uda ketara banget film ini bakal kayak apa: drama tragis menuju kearah satir bertone gelap—khas nayato banget. Tapi gatau aja, gue begitu interest. Dan well, doa gue terjawab, nggak lama tau-tau DVD en VCD originalnya udah beredar di rental-rental dikota gue plus memajang posternya yang bikin gue ngiler. Langsung saat itu juga gue masuk rental dan kecewa, karena dari 5 VCD, semua pada disewa orang. Dan hal ini tentu aja bikin gue penasaran. Apa sih isi film ini? Apa?
finally, gue bisa nonton juga ni film. Tau nggak gue dapetnya darimana? Iya, gue ngambil dari folder data film terbaru di salah satu warnet, haha…. So, langsung aja gue simpen di flashdisk dan diputer di laptop.
Well, setelah ngebacot nggak penting dulu, sekarang saatnya ngomen tentang film ini.
Adegan pembukanya cukup menarik, sih. Tapi gue nggak tau apa yang diomongin selain hal ecek-ecek tentang cinta sepasang remaja yang sok puitis. Trus bergulirlah cerita yang makin kedalem makin suram. dan bikin gue jadi nyama-nyamain dalam hati: kenapa ya nayato hobi banget bikin film remaja yang niatnya menggurui kita (para remaja) dengan ending yang tragis? Padahal nggak mesti juga kan semua kejadian efeknya kayak gitu. Lebay banget. For example, Virgin 2: Bukan Film Porno, Putih Abu-Abu dan Sepatu Kets, dst. Jadi nggak salah kalo gue bisa nebak endingnya dengan mudah: menuju kearah KEMATIAN!
Tapi entah kenapa, kali ini gue suka sama endingnya. Dan bikin mata gue berkaca-kaca. Apalagi nayato membungkusnya dengan begitu indah. Yup, untuk kali ini, jujur, gue suka cara dia ngambil sudut pandang. Eksotik. Contohnya pas adegan cinta antara Leylarey en Samuel yang terjadi diatap rumah diantara segitu banyak jemuran menggantung, adegan di gunung, trus cara dia ngehandle ending yang kayak film-film action gimana gitu. Hehe… I like it!
Eit, tapi ada juga hal gj yang gue tangkep dan nggak sungkan untuk gue beberin:
Pertama, adegan tari-tarian antara Leylarey en Samuel dilorong rumah tuh maksudnya apa ya?
Kedua, karakter Arumi setipe sama film dia sebelumnya: Putih Abu-Abu dan Sepatu Kets.
Ketiga, akting pas-pasan Stepani yang annoying tapi bisa gue maklumi karena artis dadakan gitu.
Keempat, scene fighting yang lebay melambay… (hampir di semua film yang disutradarai, adegan fighting nayato selalu kayak gini…bikin males!)
Terakhir, judul yang menipu...
Actually, nggak bagus-bagus amat sih nih film. Tapi nggak bisa dibilang nyampah juga. Layaklah buat ditonton untuk berakhir pekan.
hemm aq g liat film ini ngebayangin dari review ja dah keliatan spt apa filmnya ya meski pendapat org beda2 tapi emng aku pernah denger katae tmnku juga biasa ja filmnya. yg jd pertanyaan np judul e harus 18+ gak da judul yg lain ya padahal critane g da hubungannya dengan usia 18..... ya dr beberapa film yg di review di blog ini kebanyakan emng judul e g nyambung ma isine.
BalasHapus