25 November 2010

3 Glitch: Tersesat Dalam Waktu [2009]

rating 5/10

poster film ini nggak sepenuhnya berbohong. dengan embel-embel "TEROBOSAN BARU FILM INDONESIA", semua orang diyakinkan bahwa dengan menonton film besutan david poernomo ini, mereka akan mendapatkan sesuatu yang berbeda. ya, gue akui, baru kali ini, setelah pasca mati suri, penonton indonesia disuguhi film bergenre fiksi fantasi. tapi terobosan yang digunakan hanya dari segi genre. sedang dari semua, sama aja kayak film-film lain.

bercerita tentang andi, teten dan dara yang berkumpul merayakan kepulangan andi dari jepang di sebuah kafe. saat dalam perjalanan mengantar teten pulang, tiba-tiba tanpa sengaja mereka terseret masuk ke dalam sebuah fortex yang menghubungkan dengan tempat lain dalam satu garis lurus. jadi, yang semula ada di jakarta, tiba-tiba mereka nyasar ke bukit tinggi!

sejak masuk dalam lorong waktu itulah mereka mulai mengalami hal-hal ganjil. dan dengan bantuan dosen andi di tokyo, profesor leman, mereka menemukan fakta, bahwa bukan hanya mereka yang mengalami kejadian langka itu, tapi juga orang lain. sayangnya hanya andi dan kawan-kawan yang dipilih oleh tuhan untuk terlibat jauh ke dalam untuk memecahkan misteri dibalik keanehan fenomena waktu.

dari plot, sebenarnya cukup menjanjikan. namun sayang, mungkin karena kendala budget or something else, film ini tampak apa-adanya. jadi kesan fiksi fantasi yang dibawa hanya sekedar tempelan belaka. lihat aja scene-scene yang memperlihatkan fenomena-fenomena ajaib yang seharusnya bisa dibikin semenarik mungkin malah dibuat dengan visual efek yang ala kadarnya. nggak heran kalo gue samain film glitch dengan film televisi di indosiar yang pemainnya itu-itu mulu (you know-lah...).

jalinan ceritanya juga gitu. terlalu banyak scene yang harusnya dibuang juga nggak masalah tapi tetep dimasukin. jadinya gue sempet bosen tapi nggak berniat untuk mematikan komputer dan beranjak. karena jujur aja, gue penasaran dan bertanya-tanya, lho kok gini sih? lho kok gitu sih. jangan gitu sayang.. jangan gitu sayang.. (eh, kok jadi nyanyi?). 

back to the topic, gue penasaran sama endingnya, sayangnya, dari sekian scene keanehan waktu yang dihadirkan sama sekali nggak bisa diselesaikan dengan baik gimana jawabannya. membuat scene-scene ajaib itu sia-sia dibuat dan meninggalkan tanda tanya besar di otak. apa iya film ini diniatkan untuk mengajak penonton berpikir? kalo emang jawabannya seperti itu, salah besar, karena  glitch terlalu biasa untuk menjadi film pintar yang mengharuskan orang untuk berpikir.

belum lagi akting pemainnya yang tivi banget. bikin apa yang ditawarkan makin ngebosenin. dan gue ngerasa sayang ngebuang waktu buat nonton. tapi tetep aja gue tonton seperti alasan gue diatas. dan juga biar bisa ngereview. hahaha...

kalo aja dari berbagai segi; pemain, sutradara, spesial efek dan skenario bisa lebih mantep dan efisien dari ini, gue yakin film ini bakalan berbeda. tapi nyatanya biasa aja. hasilnya juga biasa aja pas tayang di 21.

bukan film sampah, menarik sih sebenarnya, dan sedikit menawarkan hal-hal baru bagi film indonesia. tapi, cukup cuma sampe disitu aja.selebihnya, tanyakan pada rumput yang bergoyang...

http://www.smileycodes.info

3 komentar :

  1. wah musti dicoba nih

    BalasHapus
  2. ouh gtu ya..... jadi penasaran tapi g pegn nonton di bioskop takut buang2 uang ja. nunggu tyng di tv ja hehe. kapan ya indonesia punya film yg berbobot kayak film hollywood hehe ngimpi kali ya. tapi siapa tahu 10 tn ke depan. u yg mereview di tunggu review2 berikutnya. (heny)

    BalasHapus
  3. Bukannya "science fiction" itu kalau di-Indonesiakan jadi "fiksi ilmiah" ya? Kok bisa jadi "fiksi fantasi"?

    BalasHapus