7 Desember 2010

14 Hari Untuk Amanda [2010]


rating 6/10

film arahan angga dwimas sasongko ini merupakan road movie dalam artian sebenarnya. perjalanan film ini untuk sampai ke mata penonton sangatlah lama. seingat gue, november tahun 2008 lalu, gue udah denger kabar bahwa film ini bakalan rilis. bahkan muncul video teaser di internet dan terpajang posternya di web 21cineplex. setelah lama nggak kedengeran kabarnya, muncul teaser poster terbaru bertuliskan bulan rilis febuari 2009. dan tampaknya masih nggak jelas, karena selalu berubah-ubah tanggal rilis. lalu menghilang dari daftar coming soon 21cineplex dan muncul kembali pada awal januari 2010. and then, voila, rilislah secara resmi pada tanggal 7 januari di seluruh jaringan bioskop di indonesia.

dari proses yang panjang itulah banyak gema akan film ini. ada yang bilang film ini merupakam drama terbaik indonesia, inilah, itulah... pertanyaanya: emang iya? lalu gue buktiin juga. itupun terprovokasi dari temen FB yang ngomporin. hahaha... meski gue rada pesimis dan nggak nyangka film ini bakalan masuk nominasi FFI 2010. karena dari segi poster jauh lebih oke versi tahun 2009 ketimbang poster resminya yang hasil editan poster sebelumnya dan jelek banget ngeditnya. jadi mana minat guenya? ya, kan gue kadang ngelihat film dari posternya hehehe... :)



plot film ini sangat simple. tentang amanda yang dalam 10 hari lagi akan melangsungkan acara pernikahan dengan dodi, seorang workaholic sukses. ditengah keribetan mempersiapkan acara yang terjadi sekali seumur hidupnya itu, amanda terpaksa berurusan dengan hari, mantannya yang masih sangat mancintai amanda. hingga pada satu hari amanda dan mantannya itu terlibat dalam sebuah perjalanan mengantarkan undangan pernikahan. dimana dalam perjalanan itu banyak hal yang terjadi dan mau tak mau merubah jalan hidup ketiganya.

gue akui sang sutradara berhasil membawa visualisasi dari kertas ke layar lebar dengan begitu detail dan indah. mungkin belajar dari proyek pertamanya, jelangkung 3, yang hancur di pasaran. sehingga dia ingin film ini jauh melampaui film pertamanya. lewat hari untuk amanda, dia bisa secara gamblang menuangkan emosi antar karakter supaya ngena ke penonton.


tapi sayang, mood yang dia bangun sangat nggak stabil. ada kalanya adegan terjadi begitu cepat, lalu melambat tanpa alasan yang jelas. ritme pertama tuh ngalir. pengenalan antar tokoh sangat lancar dan terkesan nggak kepaksa dimasukin supaya jadi film panjang. tapi begitu memasuki bagian perjalanan mengantarkan surat, ritme film berjalan sangat lambat. terkadang ada bacotan-bacotan yang nggak perlu dimasukin. yang ada malah bikin bete dan ngebosenin. and to be honest, gue ngantuk. jadi gue melanjutkan sisa film dengan bingung antara mengatur posisi tidur sambil nonton agar tetap terjaga. gue pikir, dengan plot  yang rill, film ini terkesan dipaksakan untuk menjadi panjang. harusnya, sutradara atau scriptwriternya bisa mengatur seefisien mungkin agar film ini nggak berkesan terlalu bertele-tele dan banyak bacotan. meski terkadang ada dialog yang begitu nendang juga sih.



ini film pertama si fanny, yang di beberapa adegan close up muka, nggak bisa gue bedain antara ini fanny atau marsha timothy. jujur aja, mungkin faktor film pertama, dia rada kagok di awal-awal. berbeda sama film sesudahnya, sehidup (tak) semati. disini akting dia tuh natural walau apa-adanya. harusnya kalo dia senatural itu sebagai amanda, greget dan isi pikirannya yang terjebak antara dilema pilihan hidup, pasti bisa gue rasain. lumayanlah, tapi nggak begitu asyik dilihat.

gue salut sama oka, disini gue ngerasain banget gimana kecewanya dia. gimana rasanya di bikin melayang keatas sama cewek lalu dijatuhin gitu aja hingga pecah berkeping-keping. poor him...

at, least. film ini sebenarnya menarik kalau saja durasinya nggak selama ini. hahaha... tapi gue suka sama endingnya. unpredictable. padahal gue ngiranya kayak film-film picisan lain. rating 6 ajah deh. karena nggak bisa bikin gue terjaga.

http://www.smileycodes.info

14 komentar :

  1. pernah denger nih pilm . bagus ya ? d internet dah ada ? :D

    BalasHapus
  2. ya gitu deh. banyak yang bilang bagus... udah ada di youtube

    BalasHapus
  3. gw baru tau kalo ni film ternyata film "lama". hahaha
    oia, gw rasa gak ada bacotan2 deh, menurutku pas kok, semua terasa ngalir aja kok ceritanya. :D

    tau gak.? yg gw salutin dri si Fanny dlm film ini.? Dia gak terlihat membosankan, walaupun CUMA pake Kaos yg BIASA banget selama film ini.. keren lah..

    btw, thnks udah kabulin rquest gw euy :D

    BalasHapus
  4. emang endingnya apa ? soal e ku juga lom liat baru tahu ja film ini setelah masuk FFI tapi gak da yg menang kayaknya hehehe, maklum jarang liat film inonesia......(heny)

    BalasHapus
  5. @rae: ada bang.. misal adegan di kelas itu. penting gitu? padahal juga gak ngapa-ngapain..

    @heny: tonton aja deh hehe... film ini cuma masuk di beberapa nominasi aja

    BalasHapus
  6. ini yang gw demen...as u know: temen gw cowo sampe nagis liatfilm ini katanya sih inget mantan nya gtu..dan jujur film nya bgus kok gak kaya film horor sex lain nya...hahahhahahaa....kisan romantis nya dapet bgt pas si cwe pake baju pengantin di liatin si okan...ohhh so sweet bgt deh!

    jacko nu kasep tea!

    BalasHapus
  7. Koreksi dikit ya.
    Ini bukan film pertamanya (atau perdananya) Fanny Febriana. Sebelum main film ini doi sudah main di "Serigala Terakhir" (yang ini memuakkan) dan "Preman in Love" (yang ini belum saya tonton).

    Menurutku durasinya nggak terasa "lama" kok. Natural malah. Cuma memang, untuk ukuran romance, eksekusi film ini belum seberapa. Masih banyak film-film romantis (mulai dari klasik sampai modern) yang jauh melebihi film ini.

    BalasHapus
  8. Hahaha. Ngebayangin kamu nonton film-film "arthouse" atau film-film "festival" semacam film-film karya Abbas Kiarostami, Ken Loach, Jiri Menzel, Aki Kaurismaki, Pedro Almodovar....
    Pernah?

    BalasHapus
  9. @rijon: ini film perdana fanny bro. dia main film ini sebelum main di preman in love (2009) dan serigala terakhir (2010). film ini dibuat sekitar tahun 2008 an... sebelum akhirnya tayang di 2010

    haha gue mah masih gak jago komen2 yang mengarah kesana.... pengetahuan film gue masih sebatas di indo aja. gak nyampe hollywood wkwk

    BalasHapus
  10. Bukan masalah Indo-Baratnya. Tapi masalah "arthouse"-nya. Indonesia juga punya film semacam itu, coba liat "Opera Jawa," "Babi Buta yang Ingin Terbang," "Pasir Berbisik." Penasaran aja, gimana tanggapan kamu kalau nonton film yang "bukan mainstream."

    Dan yang aku sebut itu bukan sutradara Hollywood lo. Abbas Kiarostami itu sutradara Iran. Ken Loach itu sutradara Irlandia. Jiri Menzel itu dari Republik Cheko. Aku Kaurismaki dari Polandia. Pedro Almodovar sutradara Spanyol. Hollywood itu emang rajanya film mainstream, tapi untuk film-film arthouse dan festival aku lebih milih Cheko, Swedia, Rusia, dan Iran. Film bukan cuma diproduksi di Hollywood doang kan?

    "Serigala Terakhir" itu rilis tahun 2009 lo. Anyway, udah males juga ngikutin film Indnesia di tahun 2010 ini. Tahun ini tahun yang sangat mengecewakan untuk perfilman Indonesia, bagiku.

    BalasHapus
  11. Arthouse film atau art film, gampangnya, ya film seni.

    Lengkapnya: http://en.wikipedia.org/wiki/Art_film

    BalasHapus
  12. oh, gitu yah, oke ntar gue googling bro..

    BalasHapus
  13. standar penulis blog terlalu tinggi, mungkin dia membandingkan film ini dgn film Barat. Buat ukuran Indonesia, sutradara n aktor pemula film ini topp. 8 dari 10. dialognya wajar, aktingnya juga..detilnya terjaga. realistis

    BalasHapus