mengapa TUHAN menciptakan kita berbeda jika DIA hanya ingin disembah dengan salah satu cara?
film berjudul cin(T)a arahan sammaria simanjutak ini sangat berani dari segi plot dan tema tentang pluralisme. bahkan sempat menuai kontroversi karena isu rasial serta perbedaan agama yang dibawanya.
bercerita tentang annisa (saira jihan), wanita muslim keturunan jawa yang notabene adalah seorang pemain film dimana dia sedang bingung menyelesaikan tugas akhirnya yang selalu ditolak akibat terlalu berpegang teguh pada idealisme.
lalu ada cina (sunny soon) pria keturunan tionghoa beragama nasrani yang baru lulus SMU dan berkuliah di tempat yang sama dengan annisa.
sebuah awal yang biasa memang. namun ketika cerita mulai bergulir dan kedua tokoh ini saling bersinggungan serta mengalami ketertarikan rasa diantara mereka, semua jadi berbeda. karena rasa itu mesti dipisahkan oleh satu masalah, cara mereka menyebut nama tuhan.
secara frontal, film ini jujur dan tegas dalam bercerita tetang perbedaan agama, isu-isu sosial sampai hal menye-menye tentang cinta. meski di bagian awal sempet nggak ngeh sama jalan ceritanya. dan terpaksa menonton dua kali.
meski cuman delapan puluh menitan, to be honest, film ini terasa seabad karena alur yang sedikit lambat. dialognya memang cerdas, sarat pesan, namun tak menggurui meski terkadang out of the topic. ditambah sound-nya yang berisik lumayan cukup mengganggu.
dari segi akting, dua pemain baru ini berakting sangat biasa dan kaku. coba kalo sedikit lebih natural, pasti chesmistry diantara mereka lebih kerasa.
gue suka simbol-simbol yang tersaji dalam film ini seperti apel dan semut. juga gambar wajah di ujung jari telunjuk. sangat orisinal.
and you know what, judul cinta dengan t dalam kurung dan sengaja di blurkan bukan tanpa maksud. 'cin' adalah singkatan dari nama cina, sedang huruf 't' kapital dalam kurung adalah tuhan dan 'a' adalah annisa. very interesting.
secara keseluruhan, cin(T)a bukan film biasa. meski nggak begitu spesial tapi sangat istimewa.
rating 5.5/10
kalo kata orang ini pelem bagus,,,,
BalasHapusmmmm...menurutku yang bagusnya di naskahnya alias script dialognya. cerdas, walau emang sih kelewat banjir dialog2 cerdas, keliatannya gak natural n terlalu disimulasi aja. aktingnya kaku (terutama si Anisa, padahal dia kan aktris kan???)
Kalo tentang Pluralisme sih, penyamarataanya saya pribadi nggak sepaham sih. Kayanya Tuhan itu bisa dikreasi, dilipet2, dibentuk sama, seenak udel kita. Masing2 agama punya Tuhan yang berbeda akar pengkisahannya. Kalo Tuhan disamaratakan, kaya Kaballah aja...(agama sintesis uang dianut Madonna)
sangat bukan film biasa ! dah gue tunggu bgd pas summer thn kmren trus akirnya bberapa bulan kmudian kluar d youtube .
BalasHapusall thumbs up buat film ini .
emang sarat pesan bgd . perbedaan agama yg sangat keliatan .
bberapa cerita ttg pasangan beda agama yg d sisipkan dlm cerita juga kreatif bgd .
Tuhan hanya satu. cuma cara kita menyembahnya yang berbeda-beda sesuai keyakinan agama kita. Aku gak setuju jika ada yang menghalalkan segala macam hubungan agar legal dengan cara mengakali Tuhan. Berbeda boleh saja. Kita bangsa yang plural beraneka ragam budaya agama dan adat istiadat. Film ini kurang menyentuh ke bagian yang sangat inti dalam arti kata Tuhan. Maaf aku muslim di agamaku seorang cewek muslim dilarang menikah dengan cowok non muslim.
BalasHapusnonton via vcd karena reviewnya di Tempo bagus.
BalasHapustrus ngangkat isu yang sensitif bgt di Indonesia
akting ama alurnya emang lambat sih ya
taglinenya juga ngena banget...
5.5/10 gak salah? banyak yg jelek dapat nilai bagus ,bagus memang subjektif yah
BalasHapus