22 April 2011

5 BIG BULLSHIT!


Oh shit, berhubung bahasa inggris yang gue hapal cuma shit sama fuck, jadi kata itulah yang gue bikin sebagai kata pembuka. Haha, oke, I’m kidding. Anyway, gue sebenarnya malas buat mengangkat kisah nggak penting ini buat jadi topik. But, karena udah beberapa hari gue ngilang dari blog ini dan gue yakin lo semua kangen sama bacotan gue (sori, kepedean #tolongabaikan), jadi gue posting aja berita yang lagi hot kali ini. Excuse me, hot? Gak juga sih. Basi lebih tepatnya. Serius

Seminggu menjelang pemutaran film terbaru om e’ek raj yang judulnya PMGM (gue singkat aja deh. Alasan pertama karena males. Alasan kedua karena bawaan gue kudu muntah kalo baca secara lengkap FPI kembali berulah. Hell yeah, seperti biasa. Kayak nggak tau FPI aja deh.

Jadi gini guys, FPI mengancam bakal ngusir om e’ek balik ke tempat dia brojol kalo jeng sasha grey (ehem, mantan gue #tolongjangandiabaikan) datang ke indonesia tanggal 28 nanti saat filmnya PMGM dirilis. Nah, kalo gak mau diusir, om e’ek kudu nurut dan nggak ngajak jeng sasha (ehem, mantan gue #serius) datang mempromosikan film produksi ketiganya di tahun 2011 ini. And you know what, pak habib, ketua FPI juga bilang: "Indonesia itu penuh orang-orang baik dan kenapa harus buat film porno, carilah makan dengan cara halal," sama om e’ek. Dan dia bakal beneran ngedeportasi tanpa segan kalo si om tetep keukeuh.

Nah, kalo dibaca sekilas, oke lah, ini salah kkd. Tapi kalo diteliti lagi. Gue punya asumsi berbeda.

hal ini semacam acara simbiosis mutualisme antara FPI dan om e’ek. See, om e’ek butuh filmnya laku dan kontroversi. FPI butuh eksis dan dianggap ada, dianggap kalo mereka tuh juga punya kerjaan. Kerjaan mereka ya demo-demo nggak jelas banyakin acara disana-sini tanpa kolerasi yang jelas. Mana-mana, pelis sebutin kalo ada bukti konkrit apa yang didemo membuahkan hasil. Lihat beberapa kasus film serupa dari jaman miyabi, rin sakuragi, aoi sola sampe jeng sasha (mantan gue), yang demolah, apalah, tapi tetep aja filmnya tayang dan menyampah. Kenapa nggak cekal aja, tarik dari peredaran gitu. Ato kalo perlu, seret pihak LSF yang meloloskan film bermutu tai kayak gini.

Gini deh ya kalo dipikir secara matang. Oke, film kita rame gara-gara sampah-sampah itu, tapi rame apaan sih, rame yang garing gitu. Gak ada yang bisa dirayain. So, jangan salahin masyarakat kalo akhirnya skeptis bahkan antipati sama filmnya sendiri. Hingga menganak tirikan film yang benar-benar dibuat dengan semangat film. Bukan semangat kontroversi abal-abal yang niatnya cuma nebelin pundi-pundi si production house.

And then, gue kutip kata-kata diatas "Indonesia itu penuh orang-orang baik dan kenapa harus buat film porno, carilah makan dengan cara halal," nah, ini nih yang paling aneh, udah tau dari dulu porno, kenapa dibiarin deh. Pelis banget pak. Apa perlu gue karangin kata-kata supaya lebih meyakinkan dikit?

jadi bisa ditarik kesimpulan kalo hal ini cuma semacam angin lalu aja. Anggap aja kentut. Bau sih bau tapi lama-lama juga ilang kan? Namanya juga kentut. Hehe.. gue yakin filmnya bakalan tetep tayang, aman, damai, sentosa dan box office. Meski nggak tau seberapa besar yang didapat. Apasih arti jumlah penonton?

I mean, bagi gue film yang sukses adalah film yang bisa bikin penontonnya mikir dan mengambil hikmah setelah nonton filmnya. Bukan film yang disebut bokep pun juga nggak, semi juga nggak, porno nggak juga. Pokoknya maksa deh. Siapa yang nggak malu kalo punya film kayak gini. Coba gue Tanya, apakah kalian bangga sama film-film kayak gitu? Bangga?!?!

gue harap sih om e'ek diusir beneran ya guys. gapapa deh film indonesia sepi. sepi tapi berkualitas. ya nggak sih? bagi lo yang pro om e'ek, biasa aja deh ya. gue lagi emosi nih.

Lain PMGM lain pula suster keramas 2. well, gue belom nonton filmnya sih, rencana gue besok, jadi tunggin aja reviewnya (lho kok jadi curhat?). gini guys, gue shock baca penjelasan ody mulya hidayat. Yang ini "Contohnya, kenapa kami pakai Sora Aoi untuk film Suster Keramas 2, kenapa kita datangkan Rin Sakuragi dalam Suster Keramas 1, ini semata-mata strategi marketing kami supaya bisa dikenal di Asia, bukan hanya di Indonesia," dan yang ini "Kalau pakai bintang lokal mana ada yang tertarik di luar sana. Kalau saya pakai Sora Aoi pasti orang di sana bertanya apa benar Sora main film di Indonesia. Tapi, tentu ada profitnya juga untuk kita.”

Oke, udah jelaskan kalo tujuan ody tetep berujung pada uang. Gue ragu banget sama asumsi dia kalo film kita bakalan dilirik gara-gara pemerannya orang luar. Mana buktinya, apakah ada orang asia yang nangis terharu sampe pengen jadi warga Negara Indonesia gara-gara liat film produksi om ody, om e’ek dan beberapa produser gelap mata yang memakai alasan pasar. Pasar yang mana ya? Pasar barang-barang bekas? Yang ada sih film Indonesia dilihat karena bermutu pas-pasan doang. Mana deh mana, apa film film itu di apresiasi berlebih sebagai film layak konsumsi? Orang dinegerinya sendiri udah absurd malah minta dikenal diseluruh asia. please... That’s bullshit. VERY BULLSHIT!

5 komentar :

  1. keren banget tulisannyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!

    BalasHapus
  2. ihhh gw kan fans nya SAHSA...i love her. meki nya bagus tau. putih. bersih. heheheee

    jacko nu kasep tea

    BalasHapus
  3. Gw juga prihatin dgn kondisi film skrg.
    Tapi salah penonton juga sih, kenapa film berbobot ga ditonton (Emak ingin naik haji, alangkah lucunya negeri ini, rindu purnama, rumah tanpa jendela, dll...). Akhirnya seperti kita ketahui film sampah lah yang masuk box office.
    Soal FPI mnurut gw ga pa2 mereka demo sbgai kontrol aja. Soal berhasil atau tidak bukan tanggung jawab mereka. Sama hal nya seperti mahasiswa yg selalu demo kalau ada kenaikan BBM, walau BBM tetap naik ga bakal turun. Namanya juga usaha...
    Yang perlu disalahin itu LSF dan pihak2 yg memberi ijin hingga film itu dibuat & lulus sensor...

    BalasHapus
  4. Sasha Grey, si bintang film panas itu, pernah membintangi (pemeran utama) sebuah film eksperimental bikinan Steven Soderbergh (sutradara Hollywood: "Traffic," "Ocean's Eleven," "Erin Brokovich," "Che," dll). Judulnya "The Girlfriend Experience."

    Dari Steven Soderbergh ke KK Dheeraj?

    BalasHapus
  5. that are bullshit why indonesia harus menerima film tidak beermutu begitu seharusnya film itu harus dibuat dengan etika dan moral,contoh laskar pelangi itu kan film sangat bermutu untuk anak anak sampai dengan dewasa so kk dheraj is damn man

    BalasHapus