"Udah, ngapain sih lihat-lihat? Kayak nggak pernah lihat banci aja!" - Ipuy
Berawal di tahun 2003, ketika Teddy Soeriaatmadja terjebak macetnya Jakarta dan melihat ada seorang banci sedang mengobrol akrab dengan gadis berjilbab. Dari situlah ide membuat Lovely Man ini muncul. Sayangnya, ide tersebut harus tersimpan selama beberapa tahun sebelum akhirnya menjadi skenario dan film di tahun 2011.
Bersetting hanya satu hari dalam kubus pinggiran Jakarta, kita akan disuguhkan dengan kisah Saiful yang bertransformasi menjadi Ipuy, banci yang memilih hidup dengan menjual tubuh. Berbeda dari latar belakang lain yang terpaksa menjajakan tubuh, Ipuy melakoni semuanya dengan nafsu. Dengan kemauan alami sebagai pria yang mencintai sesama jenis. Lalu ada side story tentang gadis berjilbab bernama Cahaya yang datang ke Jakarta untuk mencari sosok ayah yang selama 15 tahun meninggalkannya. Setelah bertemu, Aya tak menyangka jika sang ayah adalah seorang banci bernama Ipuy.
Keduanya kemudian berjuang untuk menerima keadaan satu sama lain. Berjuang untuk mengerti tentang segala alasan dan masalah darimana semua berakar dalam satu malam penuh emosi.
Klise, Lovely Man memakai pakem drama hubungan ayah dan anak dengan segala kurang lebihnya. Namun di tangan Teddy, dan duet dari Donny Damara serta Raihaanun, film ini menjadi lebih sesuatu, memiliki nyawa dan indah. Pergelutan dua karakter hampir selama 75 menit durasinya mampu membuat kita merekonstruksi sisi manusiawi dalam hidup. Mampu menyibak sedikit sisi dalam diri untuk berbuat lebih demi kebahagiaan.
Meski pada awal durasi agak kurang terjamah dan sedikit boring, Lovely Man mampu membuat gue untuk tetap terjaga menikmati ritme yang disajikan secara sederhana. Belum lagi melankoli memukau yang membuat gue sedikit berkaca-kaca dengan penggambaran sewajarnya dari sebuah perpisahan tanpa harus lebay dengan berliter air mata a la perfilman kekinian.
Satu lagi, film yang mampu membentangkan daya pikir seorang manusia untuk lebih menghargai arti dari setiap detik yang terlewat. Karena kehidupan hanyalah sepotong cerita...(Serius banget sih gue!)
Score: 7/10
Ini memang film bagus. Terutama kemampuannya untuk mempertanyakan kembali hubungan ideal antara ayah dan anak. Kita patut berterima kasih pada Teddy.
BalasHapusgara2 film ini juga dony damara jadi pemenang best actor di festifal film asia ngalahin aktor sekelas andy lau salut penasaran pengin nonton salah satu film indo terbaik di tahun ini....
BalasHapusgw salut ama blogmu brotheerrrrssss. keep reviewww
BalasHapusLoveliest indonesian movie ... Suka bgt
BalasHapusAwalnya emang agak2 boring, di pertengahan jg, kebanyakan pemain di shoot tanpa dialog gitu.. tapi pas menuju akhir cerita nangkep banget sedihnya.. akting nya Raihaanun/Donny Damara bagus2 gila deh. Nah karena akting 2 org ini ud super bagus, jdnya akting pemeran2 pembantunya jg ikutan bagus. Sayang yg ntn film ini sedikit banget, parah. Padahal film macem bgini yg mesti diperjuangin, jangan film sampah dibanyakin. Giliran film genre horor yg ada unsur seks nya aja FPI diem aja. Giliran film bagus gini malah dicekal. Ckckck.. parah.
BalasHapusKenapa yah film indonesia berkualitas bgus spt ini malah gak laku, cuma 2 minggu di bioskop langsung digusur.. Bukan salah 21 nya juga sih, kalo gak ada yg nonton.. .. Jadi salah siapaaaaaaaaa ?????
BalasHapus