rating 7/10
seharusnya film horror indonesia seperti ini. kenapa? ya, selain cerdas, film arahan sutradara kenamaan, hanung bramantyo ini mempunyai jalan cerita yang cukup menarik, berisi dan nggak dangkal kayak film-film horror zaman sekarang. yang makin hari makin dibuat-buat dengan tema basi dan sengaja dipaksakan.
meski horror, film ini nggak terlalu narsis dalam menyajikan sosok hantunya. semua serba pas dengan ritme cerita yang ada. tapi... seperti biasa, masih penuh dengan bolong-bolong yang cukup mengganggu. mungkin karena kena banyak sensor dari lembaga sensor film waktu itu kali ya, membuat film ini jadi tak utuh. kalo saja ada DVD versi uncut, gue pasti buru-buru beli biar puas. biar pesan yang disampein sama hanung lewat genre horror terselubungnya ini, bisa gue tangkep.
bercerita tentang Lentera Merah, sebuah majalah kampus UNI (Universitas Negeri Indonesia) yang sudah ada sejak zaman dulu dengan tulisan-tulisannya yang kritis dan berani. Setelah pembrendelan anggota PKI di tahun 60an, hingga kini Lentera Merah masih tetap eksis dengan model tulisannya yang menantang.
tahun berganti, sampailah pada generasi ke 49 dimana iqbal (dimas beck) dan kawan-kawan sedang mempersiapkan penerimaan anggota Lentera baru untuk meneruskan generasi. namun, tahun itu mungkin bisa dibilang sejarah buruk bagi Lentera Merah. karena ada sesuatu dimasa lalu yang harus terungkap hingga melayangkan nyawa-nyawa keturunan pengurus yang eksis pada tahun 1965.
film ini, nggak secemen film horror sekarang. namun sayang, sepertinya kurang maksimal dalam penggarapan tiap adegannya. liat aja scene-scene yang menampilkan teror sang arwah gadis pembawa lentera, terkesan biasa saja. kurang horror lah kalo gue bilang.
selain dibumbui intrik politik pada masa dimana yang benar adalah yang bersalah, gue suka film ini karena dipenuhi dengan teka-teki yang membuat penontonnya bertanya-tanya. tapi sayang, plot yang harusnya dibuat twist terkesan biasa aja. kurang mengigit malah. dan kalo gue bilang sih, predictable. film cerdas sebenarnya, namun kurang greget.
seenggaknya gue bangga, ada film kayak gini di indonesia. pengen suatu hari nanti ada produser mau bikin film horror cerdas semacam ini.
kebenaran harus terungkapkan!
ouh akhir e da juga film horor yg bermutu. ya hanung seh emang aku akui sebagai salah satu dr sekian dikit sutradara yg bener2 mentingin kualitas film. ya dr beberapa film hanung yg aku liat rata2 bagus emang salah satunya menebus impian. untuk pereview maksh kita cr terus film yg berkualitas. (heny)
BalasHapusI looooveee this movie for sureee! Horror nya smart dan gak cheessy sama sekali. Sempet underestimate karena main cast nya Laudya Chintya Bella. Well, I love her, but she's kinda too sinetron for me. Hehe. Masih nunggu another horror or thriller berkualitas sekelas Thailand, Japan or Korea. Sama-sama dr Asia kok, moso gak iso? :)
BalasHapusI looooveee this movie for sureee! Horror nya smart dan gak cheessy sama sekali. Sempet underestimate karena main cast nya Laudya Chintya Bella. Well, I love her, but she's kinda too sinetron for me. Hehe. Masih nunggu another horror or thriller berkualitas sekelas Thailand, Japan or Korea. Sama-sama dr Asia kok, moso gak iso? :)
BalasHapus