8 Januari 2011

9 Khalifah [2011]


begitu lihat posternya yang sangat biasa dan tidak enak dipandang mata, terutama bagian indra herlambang dan editan dua gambar marsha timothy plus production house yang membuat, gue langsung ngomen: pasti film bercita rasa ftv ato sinetron. tapi setelah lihat nama sutradaranya, gue jadi mikir lagi. kayaknya nggak bakalan gitu-gitu juga. dan setelah lihat hasilnya...?

secara singkat bercerita tentang khalifah (marsha timothy), wanita cantik berusia twenty something yang diharuskan memilih dalam hidupnya meski terkadang pilihan itu tidak sejalan dengan kehendaknya dan dipaksa oleh keadaan. seperti saat dia menikah a la islam dengan rasyid (indra herlambang) dengan harapan dapat membantu perekonomian keluarganya. dan ketika setelah menikah rasyid mulai mendikte khalifah menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri.

sebagai film berlabel drama hemat dialog, khalifah berjalan sangat pelan dalam menceritakan sebuah proses perubahan. dari ketika khalifah masih bekerja di salon dan begitu digilai pria-pria dikampung akibat kecantikannya, menikah, memakai jilbab hingga akhirnya mengenakan cadar. banyak scene-scene nggak penting yang seharusnya dibuang tapi tetap dimasukkan tanpa tujuan. seperti ketika khalifah baru saja keguguran dan menginap di kontrakan ayahnya. apakah penting terlihat scene dia bolak-balik memikirkan sesuatu dikursi dengan backsound suara sang ayah sedang mengumandangkan adzan subuh dan sempat diperlihatkan sebelumnya kalau ayahnya seperti tak enak badan. karena setelah scene berganti, tak menunjukkan apapun yang berhubungan dengan kejadian tadi. misal ayah khalifah sakit atau kenapa gitu.

nggak cuman itu saja, film ini juga semakin diperlambat dengan banyaknya adegan khalifah kebingungan mengenakan jilbab atau cadar ketika akan ada tamu. mungkin om nurman hakim yang bertindak sebagai sutradara memiliki tujuan tertentu kenapa adegan kebingungan memakai jilbab atau cadar itu diulang-ulang. tapi akan lebih efisiensi waktu jika langsung dipakai saja.

sebagai film indonesia pembuka di tahun 2011, khalifah terasa menjadi bagian tidak penting dan mungkin akan mudah terlupakan. meski dari segi tema sebenarnya menarik. tapi sutradara seperti kehilangan minat mendirect film ini seperti gue yang mulai mengantuk dan kehilangan selera menonton setelah setengah jam film berjalan. filmnya sendiri berjalan lambat dan sangat membosankan dengan lokasi yang itu-itu mulu. untung aja mantan gue, si marsha timothy *eits, biasa aja, jangan jadiin gosip* cantik banget. jadi meski memakai cadar gue tetep seger lihat wajahnya. kalo pemain lainnya, yah gitu deh, datang dan pergi sesuka hati, jadi nggak begitu berkesan. of course, kecuali mantan gue yang lain, titi sjuman, yang berhasil mencuri perhatian.

by the way tata musik dari om djaduk ferianto keren banget. meski di bagian opening gue seperti deja-vu. kayak pernah dengar dimana gitu.

khalifah bukan film yang buruk. tapi ada baiknya kalian menonton ketika sudah tayang di tivi atau pas muncul DVD/VCD originalnya daripada mati kebosanan karena alur lambat tanpa hentakan, tanpa emosi, dengan ekesekusi yang membuat gue sedikit bingung. nggak heran kalo pas gue liat di 21 yang nonton cuman 12 orang including me. dan rata-rata wanita.

rating 2/10

http://www.smileycodes.info

9 komentar :

  1. Bukan film yang bagus, tapi nggak setuju banget kalau film ini lebih jelek daripada "Lihat Boleh, Pegang Jangan," "Love in Perth," dan film-film lain yang sudah jelas sampah isinya.

    Film ini punya potensi bagus kok. Dan gaya realisme-nya Nurman Hakim jelas langka untuk ukuran perfilman Indonesia.

    Yah, sekali-sekali nonton film realis lah (tipe-tipe film Romania, klasik Italia, Iran, dan beberapa negara lain), jangan melodrama yang larger-than-lige ala Hanung Brahmantyo.

    BalasHapus
  2. wkwkwkwkw, 2/10 padahal kemaren diajakin nnton, kalo gini ga jadi dehhh...



    p.s : headernya sabar ya, masih ujian #prett

    BalasHapus
  3. Pertama lihat poster ma pemainya apalagi pemeran utama prianya aku sudah gak suka. Tapi mash mending dari pada lihat film yang di bintangi si DP



    heny

    BalasHapus
  4. ada alasan kenapa gue kasih nilai dua padahal bukan film yang buruk. dari segi menghibur, film ini jauh dari kata itu. dan nggak salah kalo setelah nonton banyak wanita muslin terprovokasi untuk tak memakai cadar. tergantung pemikiran masing2 sih.

    gue pernah lihat dua film iran. yang pertama judulnya childern of heaven sama satu lagi judulnya lupa. pokoknya tentang anak nakal disekolah yang disuruh gurunya menganti kaca kelas yang pecah. dan meskipun ritme nya sama. tapi film itu lebih menarik dibanding khalifah. bahkan karya nurman hakim sebelumnya.

    BalasHapus
  5. Children of Heaven mah di tivi-tivi juga udah sering ditayangkan. Dan pendekatan Majid Majidi (sutradaranya) agak beda kalau dibandingkan dengan realismenya Nurman Hakim. Dan emang jauh kalau dibandingkan dengan "Khalifah." Bahkan "3 Doa 3 Cinta" masih kalah. Tapi aku lebih suka "3 Doa 3 Cinta" daripada film-filmnya Hanung yang "larger than life," "too good to be true," dan cenderung lebih ke grandeisme-nya ketimbang subtle dan subtext-nya. :D

    Kalau mau bandingin realismenya Nurman Hakim, lebih cocok dengan Asghar Farhadi atau Jafar Parnahi. Masih kalah juga sih dibandingkan dengan dua sutradara itu, tapi gaya realisnya Nurman Hakim lebih mirip mereka.

    Kalau mau lebih dekat dengan neo-realisme-nya sinema Iran, tonton film-filmnya yang laina atuh Bee.

    BalasHapus
  6. kalau ada sub indonya boleh dibagi jon, kemaren gue minta link film kartun itu gak lo kasih. kebanyakan film luar hollywood sama asia, beredar tanpa sub. mana ngerti gue sama bahasanya hehe...

    BalasHapus
  7. Sub Inggris mau?
    Lah film animasi itu kan sudah kukasih linknya di blog. Tinggal diklik aja tulisan ijo-ijonya (hyperlink).
    ~~a

    BalasHapus
  8. boleh deh, lo bikin aja di blog lo atau lo share di fb trus tag ke gue hehe...

    oh ada ya, ntar gue liat dulu...

    BalasHapus
  9. waduh kalian berdua ngomonngin apa ya? link trus nama2 siapa aja itu heheeh gak tau kalian berdua emang pantas jadi pemerhati perfilm an heheheh

    Chayo !!!!!!!!

    BalasHapus