sebenarnya ada alasan kenapa gue melewatkan film indonesia ketika tayang di bioskop. pertama karena nggak sempet alias sibuk atau memang menyibukan diri. kedua karena filmnya nggak layak konsumsi, jadi daripada buang duit mending lihat nanti pas udah muncul versi DVD dan VCD originalnya--atau malah kadang dengan senang hati melewatkan. terakhir, karena emang sengaja nunggu versi home videonya keluar karena lagi gak ada mood buat nonton. dan sebelum menonton, film arahan monty tiwa ini masuk daftar ketiga.
dilihat dari nama sutradara, oh, bolehlah. dari jajaran pemain seperti project pop, shanty, gading marten, rifnu wikana, masayu anastasia, marcell dan dwi sasono, kayaknya seru. dari genre yang mengambil action komedi, film ini sepertinya bakalan berbeda. tapi entah kenapa gue masih nggak tertarik buat nonton waktu itu. padahal daripada boring dirumah menahan lapar karena lagi puasa, bukankah lebih enak kalo dibuat nonton film yang mana versi trailernya di tivi seperti sangat menjanjikan sesuatu yang bisa membuat penonton tertawa ngakak. suatu pertanda kah? jawabannya baru gue temuin ketika selesai menonton filmnya kemaren di you tube. dan gue sangat berterimakasih sama mood gue karena telah berjasa menyelamatkan gue dari segala isi ketololan yang memenuhi laskar pemimpi.
oke, pada bagian opening title dimana terlihat gambar-gambar hijau persawahan dengan backsound indonesia pusaka, film ini terlihat seperti layak konsumsi. tapi ketika menit kemudian berubah jadi adegan musikal yang--yah, film bollywood aja gak gini-gini amat, mood gue langsung drop ke dasar jurang. dari situ film ini jadi memuakan dan bikin gue pengen muntah sekaligus boker dalam waktu bersamaan!
gue gak tahu apa alasan dibuatnya film ini. dari segi menghibur jelas gagal pada menit awal. apakah hanya karena mengangkat tema perjuangan indonesia jaman dahulu kala maka harus diboyong ke layar lebar? rasanya via tivi saja sudah cukup. sekali tonton, lupakan.
gue bukannya nggak menghargai niat baik film ini yang ingin membakar semangat nasionalisme para generasi muda sekarang yang mulai pudar. tapi boro-boro, selain dari lagu nasional yang di aransemen ulang, nggak ada roh nasionalis yang bisa gue petik.
gue gak tahu mesti meyalahkan siapa. pemilik ide cerita dimana dia bisa mencetuskan ide membuat film goblok kayak gini atau scriptwriternya yang miskin ide. atau mungkin keduanya. coba kalo nggak ada mereka, mungkin film model beginian nggak akan pernah ada. udah jalan cerita absurd dengan dialog-dialog jablay serta komedi yang nggak ada lucu-lucunya sama sekali.
dari segi pemain semuanya cukup baik ketika membintangi film lain seperti yang udah gue sebutin diatas tadi. apalagi project pop. siapa sih yang nggak tahu mereka? gokilnya udah famaous kemana-mana. tapi nggak tau kenapa yang terlihat disini mereka malah nyampah. akting maksa, nggak lucu dan bikin eneg. semua personil project pop kayak terpaksa gitu gue ngelihatnya. sama sekali nggak ada gereget. bahkan saat diharuskan adegan itu dapat membuat orang yang nonton tertawa, gue malah diem aja. nggak tahu mesti ngetawain apa sambil ngebatin "apanya sih yang lucu? adegan slapstik nabrak pohon? adegan nyanyi-nyanyi gak jelas? apa? APA?!?!"
sumpah, gue gak tahu mau ngomong apalagi. semua yang ada disini tuh nggak niat dan too much. lihat aja efek tembak-tembakan yang animasi. setting jaman dulu yang nggak niat dan masih kerasa jaman sekarang. atau judul yang merupakan gabungan dari dua bagian novel andera hirata. parah, parah banget. film komedi terburuk yang pernah gue tonton
kalau boleh milih dan kembali ke awal, harusnya laskar pemimpi masuk dalam poin kedua. dimana gue nggak harus menonton film ini. atau lebih baik melewatkan dengan senyum bahagia. sorry to say...
rating 0/10
waduh parah banget..............dari dulu aku gak suka film komedi soalnya film komedi buatan sineas indonesia maksa dan banyak ga lucunya. klo film luar natural banget lucunya.
BalasHapus