"Hidup gue didunia ini nggak ada yang bisa gue banggain. Satu-satunya harapan gue ya akhirat. Siapa tau bisa bahagia.." - Eman
Cuma beda selisih seratus ribu, Get Married arahan sutradara Hanung Bramantyo ini menjadi film paling laris di tahun 2007 dengan perolehan sekitar satu koma empat juta penonton. Mengalahkan sekuel Nagabonar di posisi kedua dan menghempaskan film setan tersetan yang di sepanjang tahun itu terus-terusan meneror perbioskopan Indonesia dengan kualitas yang patut di pertanyakan.
Mae (Nirina Zubir), Eman (Amink), Guntoro (Desta 'ClubEighties') dan Beni (Ringgo Agus Rahman) adalah empat sahabat yang tumbuh dan besar bersama. Herannya nasib mereka pun nggak jauh beda. Dimana empat pemuda yang sewajibnya menjadi harapan bangasa dan negara ini malah terjebak dalam label pengangguran ketika mimpi-mimpi kecil mereka tak pernah terealisasi akibat keadaan.
Bosan dengan perilaku Mae yang luntang-lantung nggak jelas setelah lulus dari sekolah sekertaris, Emak dan Babenya (Jaja Mihardja dan Meriam Bellina) berniat mencarikan jodoh agar lepas dari tanggung jawab menjaga Mae. Sayangnya, jodoh yang mereka dapatkan sama sekali nggak memenuhi standar Mae. Lalu munculah Rendy (Richard Kevin) cowok kaya raya yang tengah mencari cewek dengan tingkah berbeda dari mantan-mantannya selama ini yang kebanyakan satu label meski beda orang. Sayangnya Rendy terpaksa menyerah meski tahu benar Mae juga menyukainya ketika Eman, Beni dan Gun malah memprovokasi agar dia meninggalkan Mae. Lalu bagaimanakah nasib Mae selanjutnya? Dapatkah dia mendapatkan jodoh dan membahagiakan kedua orang tuanya?
Sebenarnya naskah yang ditulis oleh Musfar Yassin ini bukanlah sesuatu yang dahsyat kalo dipikir ulang. Cuma kebetulan ketika penonton Indonesia jenuh dengan sajian horror yang jauh dari kata horror, munculah film ini dengan genre berbeda yang juntrungannya malah terlihat seperti setetes air ditengah tandus dan keringnya gurun pasir. So, nggak salah kalo akhirnya banyak yang mencari alternative pilihan lain dibanding menonton sosok-sosok tak kasat mata dengan tema usang tersebut.
Didukung oleh departemen akting yang begitu mumpuni. Sebut saja kwartet Nirina-Aming-Desta-Ringgo yang mampu berperan dengan sangat luwes serta beberapa pemain pendukung yang menambah ramai suasana. Seolah karakter tersebut memang sudah dibuat untuk mereka.. nggak salah kalo kekonyolan-kekonyolan yang disajikan terbilang cukup mampu mengundang tawa meski sedikit diluar logika dan cenderung slapstik. Tapi tak apalah. Toh, tujuannya hanya untuk menghibur. Rasanya hal yang lumrah selama komedi yang ditujukan nggak lebay.
Film produksi Starvision ini nggak menyajikan sesuatu yang baru diranah hiburan lokal. Namun dia hadir dimomen yang tepat, ketika penonton tengah haus dengan sajian yang monoton. Dan beruntungnya eksekusi dari Hanung cukup bisa membuat semua yang terjadi seolah real. Didukung pula dengan iringan musik dari Slank yang bener-bener megang. Nggak salah kalau siapapun bakalan jatuh cinta. Bahkan juri-juri Festival Film Indonesia.
Get Married nggak ubahnya seperti dongeng usang putri buruk rupa yang akhirnya mendapatkan sang pangeran dengan style kumuhnya ibukota. Disajikan secara apik dan terang-terangan menyindir drama politik yang terjadi kala itu dengan komedi satirnya secara tepat. Great job Hanung!
Get Married nggak ubahnya seperti dongeng usang putri buruk rupa yang akhirnya mendapatkan sang pangeran dengan style kumuhnya ibukota. Disajikan secara apik dan terang-terangan menyindir drama politik yang terjadi kala itu dengan komedi satirnya secara tepat. Great job Hanung!
Rating 7/10
bad film...i was bored
BalasHapusBukannya film ini ngejiplak film Asia lain (lupa judulnya) klo g salah dr korea atau thailand
BalasHapusSalah satu film Indonesia yg mumpuni klo gw bilang...
BalasHapusSampe skrg gw msh terngiang2 sama adegan berantem anak kampunk vs anak kompleks...
Menurut gw ini film Indonesia yang mumpuni...
BalasHapusSampe skrg gw msh terngiang adegan berantem anak kompleks vs anak kampung...
Buahauhuahauha...