17 September 2011

12 Tarung: City of Darkness [2011]


ADVISORY WARNING: REVIEW INI TIDAK BEGITU PENTING. PELIS, JANGAN DIBACA! 

Info mengenai film dari sutradara kebanggaan kita satu ini sudah tercium lama sekali dengan judul awal Fight: City Of Darkness. Sebelum memakai nama asli dia-yang-tak-boleh-disebut, sutradara 'serba bisa' dengan seribu nama ini mencantumkan alter ego Lee Ngan Cheong yang entah dicomotnya darimana (asumsi gue sih setelah puasa boker 2 hari 2 malam di gunung Hua kuo) pada poster teasernya dibawah produksi Videocam Film. Tapi menjelang peluncuran resmi, apalagi dengan dilepasnya trailer yang sangat bergaya dia-yang-tak-boleh-disebut, film ini akhirnya berganti judul menjadi Tarung: City of Darkness dibawah rumah produksi yang namanya ikutan berganti pula menjadi Jelita Alip Film.Wah, dunia yang aneh -____-

Dibilang terobosan untuk genre sebenarnya tidak juga. Dia-yang-tak-boleh-disebut pernah bermain-main dengan ranah action dan kriminal pada film drama galau yang muncul dan menyampah lebih dulu di jaringan 21 meski porsinya hanya sekedar tempelan. Makanya, begitu melihat trailer Tarung yang tersebar lebih dahulu di youtube, gue sudah antipati. Sangat bercita rasa dia-yang-tak-boleh-disebut sekali. Plus kebiasaan trailer dari film hasil kreasinya yang suka membunuh isi filmnya sendiri. Yup, gimana nggak membunuh kalau dengan melihat trailernya saja kita sudah tau bagaimana nasib film ini.

Sudah, lupakan soal cerita karena sama sekali nggak worth it. Dimana nantinya hanya akan membuat kalian mengerutkan jidat dan nggak bisa kembali rata sampai pulang ke rumah, bahkan kalau mau, hingga berhari-hari kemudian. Seperti biasa lah, naskah yang ditawarkan sangat lemah bin maksa. Meski jujur saja at the first time memiliki premis yang cukup menarik kalau saja jatuh ditangan sutradara dan penulis skenario yang tepat. Bukannya jatuh di sineas yang lagi-lagi bermental sakit jiwa seperti ini. Lalu, apakah Tarung layak untuk disimak?

TIDAK! ABSOLUTETY NO! Kecuali kalian ini membuang waktu dan uang lalu mereview seperti gue. Yah, setidaknya gue masih mempunyai niat lain, disamping hobi rare ini, yaitu menyadarkan kalian dari sialnya menonton sampah model beginian. Memang apa sih yang membuat film ini sebegitu buruknya dimata gue meski dia-yang-tak-boleh-disebut sudah mencoba alternatif berebeda? Apa? Apa?

1. Akting kancrut dari semua pemain! Gimana nggak kancrut, kalo hampir semua aktor cowok yang pernah bermain di film-film dia-yang-tak-boleh-disebut minus Zaky Zimah, Andhika Pratama, Fero Walandouw dan Dallas Pratama pada reuni menunjukkan akting ternajis, terlebay dan kawan-kawan. Momen terburuk adalah ketika mendapati Volland Humangio berada ditengah-tengah mereka. Hampir dikatakan Volland tidak sedang berakting. Lalu ngapain? Bokerkah? Bukan, tentu aja untuk jadi bahan sempalan supaya cerita jadi panjang. Toh tanpa kemunculannya, sebenarnya film ini masih tetap bisa berjalan.

2. Akting kancrut Cinta Dewi yang awalnya ditujukan sebagai pemanis namun tidak manis sama sekali Sayang, aktingnya gitu-gitu melulu dan dia tak mau berusaha melakukan improvisasi selain improv untuk lebih berani pamer badan yang memang,  hell, lumayan seksi. Cinta Laura eh Cinta Dewi kelihatan beneran lagi akting ketika sedang menari diatas meja pada opening film. Selebihnya, forget it. Apalagi begitu mengetahui bulu keteknya belum dicukur dengan begitu sempurna. Oh shit, mau nyaingin Eva Arnaz? Langakahi mayat KKD dulu (?).

3. Kebodohan karakterisasi yang dibuat tanpa latar belakang dan seperti biasa, hanya untuk mempermudah dia-yang-tak-boleh-disebut mengeksplorasi jalan cerita hingga menjadi makin tidak-tidak

4. Kebodohan jalan cerita. Coba cek logika ketika tokoh Galang yang diperankan oleh ubur-ubur menolong adik tololnya dengan janji akan melunasi hutang dalam 3 hari. Tapi selama 3 hari kok dia cuma jalan-jalan, lontang lantung nggak jelas? Tolong KKD, buruan cium gue daripada terus lo siksa gue kayak gini *eh, salah cantumin nama woy!*

5. Editing yang berantakan dari Tiara Puspa Rani. Apalagi pace film yang lumayan cepat seperti ini membuat TPR sepertinya sangat kewalahan. Makanya jangan mau kerja sama KKD *salah sebut lagi woy!*

6. Banyak kebiasaan buruk sang sutradara yang akhirnya malah menjadi trade mark. Mari kita cek.

A. Hujan? Ada!
B. Clubbing? Jelas!
C. Cewek buka-bukaan? Tentu!
D. Gas elpiji 3kg? Hell of course!
E.  Gelap-gelapan? Yes iyeslah, judulnya aja uda mengandung kata Darkness!
F.  Adegan tengok kanan kiri sebelum berjalan? Tetep!
G. Darah? Gak usah ditanya!
F. Kereta api? WOW, GUE SYOK KENAPA BANYAK SEKALI FOOTAGE KERETA API NONGOL TANPA TUJUAN YANG JELAS DI FILM INI! APAA MAKSUDNYA?!?!

Kurang apalagi ya? Sepertinya kurang efek angin-anginan layaknya film india doang deh. Tumben dia-yang-tak-boleh-disebut-namanya lupa masukin.

7. ....

Kayaknya udahan deh yah, gue kan nggak lagi mau bikin skripsi!

Baiklah, masih yakin untuk menonton? Keputusan ada ditangah kalian. Akhir kata, tontonlah film Indoensia bermutu. Sekian dan sampai jumpa di review film dia-yang-tak-boleh-disebut  bergenre selain horor selanjutnya.

FAKTA TIDAK PENTING: Itu tolong ya, komentar-komentar di poster bisa dibuktiin nggak? Terutama yang terakhir. Mungkin maksudnya "KICKASS NAYATO" kalee, bukan "KICKASS ACTION!"

Rating ?

12 komentar :

  1. Wkwk.tapi kan ini film action pertama nya nayato bro. maklumin lah :D

    BalasHapus
  2. kapan ini mau di munculin gan banya yg riques nih gan

    BalasHapus
  3. Saya pikir dia sudah insaf jadi mau putar haluan bikin film action yang MUNGKIN 'rada' bener. Ternyata sama aja sampahnya sama pelem2 horor bikinan dia yang laen?

    Mampir ke blog saya ya ^_^ http://alittleworldinsidemyhead.blogspot.com/

    BalasHapus
  4. nayato di sini kesannya positif bgt :p
    http://filmindonesia.or.id/post/nayato-fio-nuala-saya-buat-film-untuk-nonton-film#.TnlWLki7rdg

    BalasHapus
  5. Bee...
    Loe baca deeh artikel wawancara dia di filmindonesia.or.id
    Di situ ketauan kalo dia syuting enggak pernah pake naskah, tapi pake sinopsis... jd klo critanya nyampah ya maklum aja...krn emg gk ada cerita yg dia jadiin patokan buat film.
    Ini sih seolah2 dia ngremehin profesi film maker

    BalasHapus
  6. Ngomong2 film action, bee minta tolong cari info tentang film "The Raid".
    Film ini menang di 3 festival film salah satunya di BUSAN korea.

    BalasHapus
  7. @fekimi: gue udah baca artikelnya. jujur aja, agak sedikit merubah prespektif gue tentang 'dia-yang-tak-boleh-disebut'. dia pribadi yang kompleks kalo kata gue. dihujat tapi disayang. filmnya kacrut tapi laris manis.

    @ina: The Raid udah gue bahas beberapa waktu lalu dan sengaja nggak gue bahas lagi karena slotnya lagi gak ada. sekarang konsen ke review dulu hehe. tunggu aja januari 2012 filnya rilis.

    BalasHapus
  8. Bee...
    Yaah seperti yang dia bilang di wawancara-nya, dia emg buat film yang buat ditonton sesuai dengan apa yg dia mau sama penontonnya... yah, emang unik sh ni orang...
    Jadi, ya smoga ke depannya penonton film Indonesia bisa lebih kritis dan peduli sama isi film yg dia tonton... jadi film kacrut kayak gini bisa berkurang dan lama2 menghilang

    BalasHapus
  9. gw sambil kerja iseng2 baca review ini, malah jadi ngakak jadinya wkwkwkwk

    dari Judul sebenarnya cukup menjual lho bro, tp klo dari poster sih dari awal gw dah males nonton film ga jelas begini, apalagi liat pic muka cowo yg plg kanan, (ga tau namanya siapa) sumpah aneh abis, dah sok galak tapi ga pantes sama sekali wakakakak

    at the end, gw termasuk org indo yang amat sangat menantikan film2 bermutu indo selanjutnnya, untuk horor sampai saat ini buat gw film indo sampah, yg lumayan cuma si "Jelangkung" itu juga karena ending yg cukup baik, the rest is sucks bro

    BalasHapus
  10. Yang ane tahu karena pas beli film2 Indonesia ni film endingnya yang ngak asik...trus sama yang ente preview...

    BalasHapus
  11. menurut gue ni film bagus kok
    Emangnye elo pandai juga yah buat film lumayan ginii ?

    BalasHapus
  12. MERASA PALING BENER YAH ? MENURUT GUE TU FILM BAGUS KOK

    BalasHapus